26 September 2011

Ternak Sapi

Ternak sapi potong sudah merupakan komoditi yang sudah sangat adoptik oleh masyarakat dan sangat bermanfaat, Yang mempunyai nilai bukan hanya daging, susu, tulang, tanduk, bahkan tinjanya, pun mempunyai nilal ekonomis, bisa menambah pendapatan.
Makanannya pun murah dan cukup tersedia asal mempunyai lahan, hanya terdiri dari hijauan seperti rumput‑rumputan, semak dan sebagian daun pepohonan. Disamping itu bisa sekaligus bisa memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti : dedak, ampas tapioka Yang kering, jerami dan lain sebagainya.
Untuk penggemukkan sapi, hasilnya cukup memberikan nilai ekonomis sebagai contoh sapi Peranakan Ongole (PO) lokal bisa mencapai kenaikan berat badan 0,7 s/d 1,14 kg per hari atau rata‑rata 0,81 kg per hari (hasil. penelitian stasion penelitian ternak Grati Jatim).
Untuk sapi Peranakan Frisien Holstein (PFH) kenaikan berat badan perhari 1,04 kg (hasil uji coba di BPT‑HMT tahun 1994).
Sedangkan hasil persilangan sapi potong luar Negeri atau hasil anak kawin suntik rata‑rata 1, 1 s/ d 1,6 kg per hari.
Pupuk kandang sebagai limbah kotoran sapi punya nilai ekonomis. Selain dijual juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan tanah, terutama dalam rehabilitas lahan kritis, atau tanaman lainnya seperti palawija maupun kebun rumput sendiri.
Masalah yang selalu menjadi kendala dalam pengembangan budi daya ternak sapi sampai saat ini adalah terbatasnya modal. Sedangkan teknik dan sarana sudah bisa diatasi oleh Instansi terkait yang organisasinya dibina melalui koperasi.

Jenis-Jenis Sapi Potong

Sapi asli Indonesia umumnya untuk sapi kerja dan potong, sapi yang banyak terdapat di Indonesia beberapa jenis antara lain

Sapi Bali
Sebagian besar terdapat di Bali. Lombok (NTB), NTT, Sulawesi Selatan dan sebagian Jawa Timur. Saat ini sudah tersebar di daerah‑daerah Transmigrasi melalui Proyek IFAD seperti . Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung di Sumatera. Propinsi‑propinsi seluruh Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan bahkan Irian Jaya dan Timur‑Timur.Keistimewaan antara lain, kesuburan tinggi, dan tahan di daerah kering dimana rumputnya tidak begitu baik sayangnya badan kecil dan pertumbuhannya juga lambat.

Sapi Madur
Terutama di Pulau Madura dan sebagian Jawa Timur saat ini juga telah disebarkan di beberapa daerah Transmigrasi, warna merah Peformans dan besar tubuh hampir sama. dengan sapi‑sapi lokal seperti sapi Aceh atau Pesisir. Kesuburan juga tinggi dan bisa. beradaptasi dengan baik di daerah­-daerah kurang subur. Hanya saja badan /postur tubuh kecil.

Sapi Peranakan Ongole / PO
Tersebar di Pulau Jawa dan Sum Barat serta Sum Utara. Berasal dari persilangan Zebu (Ongole) dengan sapi‑sapi lokal. Yang asli Ongole ada di Sumba yang dikenal Sumba Ongole.Badan besar tetapi kesuburan agak rendah, angka kelahiran sekitar 15-17 bln/ekor. Lambat dewasa berat badan mencapai 300 s/d 450 kg per ekor yang betina dan 500 s/d 700 per ekor pada yang jantan.


Harga Bakalan Saat ini
Umur ± 1 tahun ± Rp. 2.000.000,‑
Umur ± 1 ½ ‑ 2 tahun ± Rp. 3.000.000,‑
Umur ± 2 ½ tahun keatas ± Rp. 3.500.000,‑ ‑ 4.000.000,‑
Kondisi sapi bakalan harus sehat tetapi tidak gemuk.

Lebih Lanjut Silahkan kontak kami.

Aset Koperasi





Budidaya Kakao

Cokelat atau kakao merupakan tanaman perkebunan/ industry berupa pohon yang dikenal di Indonesia sejak tahun 1560, namun menjadi komoditi yang penting sejak tahun 1591. Pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industry kakao pada tahun 1975, setelah PTV VI berhasil menaikkan produksi kakao perhektar melalui penggunaan bibit unggul Upper Amazon Interclonal Hybrid, yang merupakan hasil persilangan antar klon dan sabah. Tanaman tropis tahunan ini berasal dari Amerika Selatan. Penduduk Maya dan Aztec di Amerika Selatan dipercaya sebagai perintis penggunaan kakao dalam makanan dan minuman. Sampai pertengahan abad XVI, selain bangsa Amerika Selatan, hanya bangsa Spanyol yang mengenal tanaman kakao. Dari Amerika Selatan tanaman ini menyebar ke Amerika Utara, Afrika dan Asia.

Manfaat Penanaman

Biji buah cokelat/ kakao yang telah difermentasi dijadikan serbuk yang disebut sebagai cokelat bubuk. Cokelat ini dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan dan minuman. Buah cokelat/ kakao tanpa biji dapat difermentasi untuk dijadikan makan ternak.

Pembibitan
Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara genetatif karena bibit yang dihasilkan dalam waktu yang cepat dan dalam jumlah yang banyak.

1.      Persyaratan Benih
Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak dipohon, buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika ditekuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain :
1)      Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
2)      Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
3)      Berumur 4-6 bulan.

2.      Penyiapan Benih
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada dibagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remas dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur dibawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.

3.      Teknik Penyamaian Benih
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/ batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/ dengan tinggi disisi timur 1,5 m dan sisi barat 1,2 m.
Sebelum disemai benih dicelip kedalam formalin 1,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan dibagian bawah) kedalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm.
Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Setelah 4-5 hari dipersemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.

4.      Pemeliharaan Pembibitan
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan dimasukkan kedalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm dibawah tepi polybag.
Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan kedalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan kedalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang itutup dengan media. Polybag berisi kecambah disimpan dilokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polybag diletakkan didalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu.
Pembibitan disiran dua kali sehari kecuali hari hujan. Air siraman tidak boleh mengenai permukaan media. Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/ bibit) atau urea (1gram/ bibit) atau NPK (2 gram/ bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkari batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.

5.      Pemindahan Bibit
Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan kelapangan dan naungan dikurangi secara bertahap.
Bibit yang baik untuk ditanam dilapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1.250 batang termasuk untuk penyulaman.

Panen
Buah cokelat/ kakao bisa dipanen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang usia 5 bulan. Ciri-ciri akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah, warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah, warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh pemukaan buah.
Kakao masak pohon disirikan dengan perubahan warna buah :
a.       Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.
b.      Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning.
Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (didataran rendah) atau 6 bulan (didataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali setelah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.

1.      Cara Panen
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/ cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.
Pemetikan berada dibawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang perhari. Seorang pemetik dapat memetik buah sebanyak 1.500 buah perhari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah diareal tersebut dipetik enam hari dalam tujuh hari. Jika kepadatan buah rendah dipanen dengan sistem 7/15.

2.      Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/ cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh lagi ditempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.

3.      Prakiraan Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi perhektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.